Tugas 1



Nama           : M. Fadli Azhari C
NIM            : 5215101628
Prodi                    : Pendidikan Teknik Elektronika 2010
Tugas 1 : Cari masalah, identifikasi, rumusan masalah, teori, dan manfaat.


 
UJIAN MEMPENGARUHI
KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Latar Belakang
           
            Satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanan ujian adalah rasa percaya diri siswa. Percaya diri merupakan perasaan yang ada dalam diri siswa yang diakibatkan adanya respon dari luar untuk berani bertindak. Percaya diri siswa sangat berpotensi dalam keberhasilan belajar, hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran sehari-hari bahwa siswa yang memiliki kemampuan atau pintar akan menjadi tidak mampu untuk atau salah untuk melakukan sesuatu pekerjaan karena dipengaruhi rendahnya percaya diri siswa tersebut.

            Dalam menghadapi ujian, sudah tentu siswa harus siap dalam segi mental maupun fisik. Dari segi mental merupakan kesiapan yang berasal dari dalam diri siswa berupa percaya diri, sehat rohani, motivasi serta minat yang sudah siap. Sedangkan dari segi fisik berupa kesehatan jasmani dan sebagainya. Percaya diri yang baik pada siswa merupakan harapan bagi orang tua dan guru. Dengan kesiapan rasa percaya diri siswa, dalam menghadapi ujian tidak terjadi lagi rasa panik, gerogi ataupun takut.

            Percaya diri pada diri siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni faktor yang berasal dari diri siswa seperti ketidaksiapan mental dan rendahnya emosional question (EQ). Sedngkan faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti ketidakbiasaan, lingkungan, dan sebagainya. Kedua faktor tersebut mempengaruhi erat rasa percaya diri siswa dalam menghadapi ujian, sehingga kesuksesan siswa dapat ditentukan dari tingkat percaya diri yang dimiliki.

            Namun kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa, rasa percaya diri siswa dalam menghadapi ujian di SMP 02 Dulupi Kabupaten Boalemo masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat banyaknya siswa yang merasa gugup saat menjelang ujian dan bahkan saat menghadapi ujian. Raut wajah yang pucat bahkan ada tangan siswa yang gemetar ataupun telapak tangan siswa atau bahkan wajah siswa yang selalu mengeluarkan keringat saat menerima lembar soal atau lembar jawaban siswa. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti merumuskan judul Analisis Tentang Rasa Percaya diri siswa dalam menghadapi Ujian di SMP 02 Dulupi Kabupaten Boalemo.



Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.      Rendahnya percaya diri siswa dalam menghadapi ujian.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya percaya diri siswa dalam menghadapi ujian.
3.      Bagaimana peran guru dalam meningkatkan percaya diri siswa dalam menghadapi ujian?

Rumusan Masalah

            Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan untuk memberi arah dalam analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka rumusan masalah adalah “Bagaimanakah analisis tentang percaya diri siswa dalam menghadapi ujian di SMP 02 Dulupi Kabupaten Boalemo?”.

Pembatasan Masalah

            Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam . Dalam suatu penelitian beberapa masalah akan muncul dan semuanya saling berhubungan antara masalah yang satu dengan masalah yang lain.

            Hal ini menyulitkan apabila akan mengadakan penelitian secara menyeluruh dan mendalam mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk memudahkan memecahkan masalah tersebut maka peneliti membatasi masalah yaitu pada penguatan (reinforcement), fasilitas belajar, dan prestasi belajar siswa. Adapun penjelasan mengenai istilah untuk permasalahan tersebut adalah : Penguatan (reinforcement), adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

Tujuan Penelitian

            Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis percaya diri siswa dalam menghadapi ujian di SMP 02 Dulupi Kabupaten Boalemo.


Manfaat Penelitian

a.       Adapun manfaat dengan diadakannya penelitian ini adalah
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri dalam upaya menambah pengetahuan khususnya dalam menganalisis percaya diri siswa dalam menghadapi ujian serta memahami hal-hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan percaya diri siswa.

b.      Manfaat praktis, dapat berguna bagi responden ialah agar rasa percaya diri siswa dalam menghadapi ujian dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.


Landasan Teori

            Percaya diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menangani segala sesuatu dengan tenang. Percaya diri merupakan keyakinan dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

            Sedangkan Angelis (1997 : 10) menerangkan bahwa percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia untuk menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, tetapi itu akan sulit dirasakan apabila individu tersebut memiliki percaya diri yang rendah. Bukan hanya ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan, tetapi juga ketidakmampuan dalam menikmati pekerjaan tersebut.

            Percaya diri pada individu tidak selalu sama, pada saat tertentu kita merasa yakin atau mungkin, ada situasi dimana individu merasa yakin dan situasi dimana individu tidak merasa demikian. Seperti yang dikemukakan oleh Angelis (1997:13) bahwa rasa percaya diri itu tidak bisa disamaratakan dari satu aktifitas ke aktivitas lainnya.
           
            Lindenfield (Kamil, 1997 : 12), menerangkan ada individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tetapi tiak dapat menunjukkan rasa percaya diri mereka kepada mereka. Orang lain mungkin tidak tahu dengan jelas pendapat dan gagasan individu tersebut, karena mereka jarang menunjukkannya, atau tidak pernah mendapat “kesempatan” untuk menunjukkannya, karena kemampuan mereka tidak diperhatikan orang lain. Bagi individu yang mengalami rasa kurang percaya diri lahir maupun batin memerlukan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar dapat memulihkan rasa percaya dirinya atau setidaknya dapat terpecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

            Menurut Surya, (2004: 15) untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri terhadap segala macam hal, individu jelas perlu mengalami dan bereksperimen dengan beranekaragam hubungan, dari yang dekat dan akrab di rumah sampai yang lebih asing. Melalui hubungan indivdu juga membangun rasa sadar diri dan pengenalan diri, yang merupakan unsur penting dari rasa percayaan diri.
            Sedangkan Lindenfield (Kamil, 1997 : 15), menerangkan bahwa individu tersebut membutuhkan orang yang menjadi tempat berlatih bagi mereka, agar mereka lebih percaya diri dan terampil. Orang yang memberikan kepada mereka umpan balik yang jujur dan membangun, baik mereka berhasil, maupun gagal. Dukungan juga merupakan faktor utama dalam membantu anak memiliki kembali rasa percaya diri yang menurun disebabkan oleh trauma, luka dan kekecewaan. Dalam hal ini siswa akan lebih dapat terbuka dengan kelompok sebaya untuk membicarakan masalah pribadinya.

            Pada hakikatnya, jika seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah serta diteruskan dengan tekun, teratur, dan tertib di rumahnya niscaya akan meraih hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar siswa menandakan mutu pendidikan yang telah diperolehnya, dengan indikator mutu hasil belajar siswa, yang merupakan gambaran dari tingkat ketercapaian tujuan dan penguasaan siswa atas isi dari apa yang dipelajari. Oleh karena itu hasil belajar yang berkualitas bukan sekedar ketercapaian menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan target kurikulum, tetapi dapat diukur dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terjadi pada siswa.

            Melihat kenyataan tersebut, bimbingan belajar merupakan suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya. Melalui kegiatan ini diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat dari ketiga ranah pembelajaran.


Sumber :

ARIFIN, DZAINAL. 2010. Analisis Tentang Rasa Percaya diri siswa dalam menghadapi            Ujian di SMP 02 Dulupi Kabupaten Boalemo. http://arifinzainalbk.blogspot.com.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar